Koran Mandala -TNI Angkatan Laut (TNI AL) dikabarkan mempertimbangkan akuisisi jet tempur AV-8B Harrier II bekas pakai dari Italia. Langkah ini sejalan dengan rencana TNI AL untuk memperkuat kemampuan operasionalnya melalui pengadaan kapal induk, seperti Giuseppe Garibaldi milik Italia, yang mampu mengoperasikan pesawat dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (STOVL) seperti Harrier II.
AV-8B Harrier II adalah pesawat tempur STOVL yang memungkinkan operasi dari kapal induk berukuran lebih kecil atau area dengan landasan pacu terbatas. Pesawat ini memiliki kemampuan serangan udara-ke-udara dan udara-ke-darat, serta dapat beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca. Keunggulan STOVL memungkinkan Harrier II untuk lepas landas dari landasan pendek dan mendarat secara vertikal, memberikan fleksibilitas operasional yang signifikan bagi angkatan laut.
Spesifikasi Teknis AV-8B Harrier II
Jenis: Jet tempur serang darat dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (V/STOL)
Produsen: McDonnell Douglas (sekarang Boeing) & BAE Systems
Pengguna Utama: Korps Marinir AS, Angkatan Laut Italia, Angkatan Laut Spanyol
Dimensi
Panjang: 14,12 meter
Lebar Sayap: 9,25 meter
Tinggi: 3,55 meter
Luas Sayap: 22,61 m²
Performa
Mesin: 1× Rolls-Royce Pegasus 11-61 (F402-RR-408) turbofan
Daya Dorong: 105,8 kN dengan afterburner
Kecepatan Maksimum: 1.065 km/jam (Mach 0.87)
Jarak Jangkau: 2.200 km (dengan bahan bakar eksternal)
Ketinggian Maksimum: 15.000 meter
Kecepatan Pendakian: 14.600 kaki/menit
Persenjataan
Meriam: 1× GAU-12/U Equalizer 25 mm (bisa dipasang eksternal)
Titik Cantelan: 6 titik eksternal (total kapasitas muatan 4.200 kg)
Rudal Udara-ke-Udara: AIM-9 Sidewinder
Rudal Udara-ke-Darat: AGM-65 Maverick
Bom: JDAM, Paveway, bom konvensional, roket Hydra 70
Sistem Avionik
Radar: AN/APG-65 atau versi yang lebih baru
Sistem Navigasi: INS/GPS
Sistem Targeting: LITENING Targeting Pod
Pesawat ini memiliki kemampuan manuver unik berkat sistem nozel vektor yang memungkinkannya melayang di udara atau lepas landas/mendarat di landasan pendek.
Namun, penting untuk dicatat bahwa hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Indonesia atau TNI AL mengenai rencana akuisisi tersebut. Selain itu, pengoperasian pesawat tempur seperti Harrier II memerlukan infrastruktur pendukung dan pelatihan khusus bagi personel, yang harus dipertimbangkan dalam proses pengadaan.
Sebelumnya, pada tahun 2013, Indonesia juga sempat mempertimbangkan pembelian kapal induk bekas Spanyol, Principe de Asturias, yang mampu mengangkut jet tempur AV-8B Harrier II. Namun, rencana tersebut tidak terealisasi.
Perkembangan lebih lanjut mengenai rencana akuisisi ini masih dinantikan, dan keputusan akhir akan bergantung pada evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan operasional, anggaran, serta strategi pertahanan nasional Indonesia.