KORANMANDALA.COM – Bagi para industri otomotif, China termasuk pasar yang akbar. TIdak heran, demi meraih pasar, banyak produsen otomotif yang mengaktifkan manufaktur di China.
Namun, aktivasi manufaktur di China itu tidak selalu bergulir mulus sesuai rencana. Seperti yang dialami produsen Electric Vehicle (EV) asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc.
Mengutip berbagai sumber, kinerja penjualan produk Tesla Inc asal China, ternyata tidak bergairah.
Data The China Passenger Car Association (CPCA) menunjukkan, pada September 2023, kinerja penjualan model Tesla Inc produk di China tergelincir 10,9 persen atau menjadi sektiar 74 ribu unit.
BACA JUGA: Baru Dirilis di Jepang, Mobil Toyota Crown Sport Hadir dengan Mengusung Konsep SUV Crossover Sporty
Volume penjualan Tesla Model 3 dan Tesla Model Y produk China tergerus 12 persen lebih rendah daripada pencapaian Agustus 2023.
Kabarnya, kondisi itu terjadi karena adanya rencana untuk merilis sedan-sedan model terbaru. Hal itu menyebabkan beberapa aktivitas produksi tertunda.
Pencapaian Tesla Inc itu kalah oleh rivalnya yang merupakan produsen EV raksasa Negeri Panda, BYD Automobile Limited.
BACA JUGA: Harga Terjangkau, Motor Listrik Exotic Vito Mirip Honda Scoopy, Cocok untuk Touring
Dua model BYD Automobile Limited berbasis EV, yakni BYD Dynasty dan BYD Ocean, termasuk beberapa model Hybrid Electric Vehicle (HEV), lebih laris.
Penjualan produk-produk BYD Automobile Company Limited itu justru menggeliat 42,8 persen selama September 2023 atau menjadi sekitar 286 ribu unit, melebihi realisasi September 2022, yaitu sekitar 200 ribu unit.
Selain kurang bergairahnya kinerja penjualan produk asal China, Tesla Inc terhantam penyelidikan Komisi Eropa tentang subsidi Battery Electric Vehicle (BEV) produk China. (win)