KORANMANDALA.COM – Dengan reputasi yang cemerlang dalam bidang telekomunikasi, Huawei dengan cepat mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri mobil pintar yang sedang berkembang di Tiongkok.
Meskipun dihadapkan pada kesulitan dalam bisnis ponsel pintarnya karena dampak sanksi perdagangan, Huawei dengan cerdik memutuskan untuk bergeser ke industri otomotif dengan meluncurkan sistem bantuan pengemudi canggihnya, “Qiankun”, di acara bergengsi Beijing Auto Show.
Dengan meluncurkan sistem bantuan pengemudi canggih seperti “Qiankun” di Beijing Auto Show, Huawei menunjukkan fokusnya pada inovasi teknologi yang dapat memperkuat posisinya di pasar yang berkembang pesat ini.
Meskipun menghadapi tantangan dalam bisnis ponsel pintar karena sanksi perdagangan, langkah-langkah ini dapat membantu Huawei untuk mendiversifikasi portofolionya dan memperluas pengaruhnya di sektor teknologi yang beragam.
Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tetap berkomitmen untuk tetap menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi, meskipun di tengah tantangan politik dan perdagangan.
Peluncuran Qiankun setelah empat tahun pengembangan yang intens menandai pencapaian penting bagi Huawei dalam industri otomotif.
Integrasi Qiankun oleh tujuh produsen mobil Tiongkok ke dalam kendaraan mereka memperkuat posisi Huawei sebagai penyedia sistem bantuan pengemudi terkemuka di Tiongkok.
Kemitraan strategis dengan Volkswagen, khususnya untuk Audi Q6L e-tron yang akan diluncurkan pada tahun 2025, menunjukkan langkah besar bagi Huawei.
Ini adalah kolaborasi pertama Huawei dengan produsen mobil asing, menegaskan ambisi perusahaan untuk mengembangkan jangkauannya secara global dan bersaing di pasar internasional.
Meskipun tegangan geopolitik yang ada, produsen mobil asing semakin melihat Huawei sebagai mitra potensial yang bernilai dalam pasar Tiongkok yang sangat bersaing.
Teknologi canggih ADAS Huawei, bersama dengan kemampuan mereka dalam memproduksi chip sendiri, memberikan peluang untuk meningkatkan daya saing di dalam lanskap otomotif yang terus berkembang.
Namun, tantangan juga menghadang kebangkitan Huawei. Krisis pasokan pada tahun 2024 membuat perusahaan terpaksa menunda pengiriman model-model andalannya.
Pembatasan perdagangan, terutama yang diberlakukan oleh AS, juga membawa risiko terhadap rencana ekspansi global Huawei, menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan teknologi mobil yang terhubung.
Meski begitu, kemunculan Huawei telah mengubah dinamika industri otomotif. Para produsen mobil mapan kini mencari kemitraan teknologi untuk tetap bersaing di pasar yang semakin ketat.
Perusahaan-perusahaan besar Tiongkok seperti Changan, Dongfeng, dan BAIC telah memanfaatkan teknologi ADAS Huawei untuk mempertahankan posisi kompetitif mereka di pasar yang sedang berkembang pesat.
Pada pameran otomotif terbaru, Huawei memperlihatkan serangkaian teknologi terbaru, termasuk unit kendali kendaraan, LIDAR, sensor telematika, sensor optik, dan sistem audio inovatif yang terintegrasi ke dalam sandaran kepala untuk pengalaman musik yang disesuaikan.
Dengan memperkuat posisinya di pasar mobil Tiongkok dan meluaskan jangkauannya ke merek-merek asing, perjalanan Huawei dalam teknologi mobil pintar menjanjikan era baru inovasi dan kolaborasi.- ***