Dalam Islam, konsep self-love (mencintai diri sendiri) tidak berarti egois atau sombong, tetapi lebih pada menghargai diri sebagai anugerah Allah dan berusaha menjadi versi terbaik sesuai tuntunan syariat. Islam mengajarkan keseimbangan antara mencintai diri dengan tawakal, syukur, dan pengabdian kepada Allah.
Mengakui Keunikan Diri
Setiap manusia diciptakan Allah dengan keistimewaannya sendiri (QS. At-Tin: 4).
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Menerima Takdir dengan Ikhlas
Self-love berarti tidak membenci diri sendiri atas kekurangan fisik, masa lalu, atau kesalahan, tetapi berusaha memperbaiki diri dengan tawakal.
Menjaga Diri dari Dosa & Hal Negatif
Mencintai diri berarti tidak merusaknya dengan maksiat, pikiran buruk, atau pergaulan yang merugikan.
Doa agar dicintai Allah & mencintai kebaikan:
“Allahumma inni as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba ‘amalin yuqarribuni ila hubbika.”
(“Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta amal yang mendekatkanku kepada cinta-Mu.”)
Dzikir pagi & petang untuk menguatkan hati (QS. Ar-Ra’d: 28). Setiap manusia diciptakan Allah dengan keistimewaannya sendiri (QS. At-Tin: 4).
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Bukhari)
Self-love dalam Islam adalah mengoptimalkan potensi diri sebagai hamba Allah, bukan sekadar kepuasan duniawi. Dengan bersyukur, berusaha, dan tawakal, kita bisa mencintai diri secara sehat tanpa melupakan hakikat penciptaan kita.