KORANMANDALA.COM – Ngenes, begitulah melihat aktifitas belajar mengajar di SDN Sukatani, Desa Banggala Mulya, Kecamatan Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Betapa tidak, karena selama ini, aktifitas belajar mengajar di sekolah tersebut, harus dilakukan di musala, perpustaan atau tempat parkir sekolah, terkadang sambil ngadapang arat menelungkupkan badan di lantai.
Itu terjadi karena sebagian bangunan di sekolah tersebut dalam kondisi mengenaskan dan nyaris ambruk.
Menurut Mintarsih, seorang guru, mereka harus belajar mengajar bukan di kelas tersebut, sudah lebih dari 4 tahun lamanya.
BACA JUGA: Ponsel Pintar Samsung Masa Depan, Kabarnya akan Dilengkapi Kecerdesan Buatan, Galaxy S24?
Menurut keterangan ada 6 ruang kelas di sekolah tersebut.
Dari sekian ruang kelas itu, tiga ruangan di antaranya, yakni ruang kelas 3, 4 dan 5 sudah rusak termakan usia, sejak 5 tahun lalu.
Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas tersebut dipindahkan ke tempat yang aman.
BACA JUGA: Nova 11 SE, Ponsel Baru dari Huawei, Inilah Spesifikasi Utama yang Dilihat di Geekbench
“Sudah 5 tahun sekolah kami ini rusak, tapi yang belajar di mushola, ruang perpustakaan dan tempat parkir, ya sekitar 4 tahunan,” kata Mintarsih.
Ia menjelaskan, siswa yang dipindahkan ke musala, ruang perpustakaan dan tempat parkir itu merupakan siswa kelas 3, 4 dan kelas 5.
Sedangkan untuk siswa lainnya masih memakai satu ruang kelas yang masih dianggap layak.
BACA JUGA: Ponsel Vivo Y100 Dirilis, Membawa Snapdragon 695 dan Baterai 5000mAh
“Namun jika cuaca buruk, siswa-siswa itu dipindahkan lagi ke musala, dan ruang perpustakaan,” kata Mintarsih.
Diperoleh keterangan, pihak sekolah sebenarnya sudah melakukan pengajuan rehab ke Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.
Akan tetapi, hingga sejauh ini baru dilakukan peninjauan saja oleh dinas terkait meski kondisi di sekolah itu sudah terjadi bertahun-tahun.
BACA JUGA: Keren, Seri Vivo X100 akan Dilengkapi Telefoto APO, Teknologi Terbaru di Industri Ponsel
Pihak sekolah dan siswa berharap, secepatnya ada perbaikan pembangunan menyeluruh, karena saat ini pembelajaran dirasa tidak kondusif.
Selain menganggu konsentrasi belajar, bangunan yang rusak itu bisa mengancam jiwa baik peserta didik maupun para tenaga pengajar di sekolah tersebut. (ape)