Koran Mandala -Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas di Kabupaten Kuningan. Meski mengalami penurunan dari 12,78 persen tahun 2022 menjadi 11,88 persen pada tahun 2024, angka ini masih relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Jawa Barat (7,46 persen) maupun nasional (8,57 persen). Bahkan, Kuningan masih berada di posisi dua terbawah di Jawa Barat. Demikian disampaikan Bupati Dian Rachmat Yanuar saat kunjungan BP Taskin Budiman Sudjatmiko ke desa Cimahi, Senin 21 April 2025.

“Penanganan kemiskinan memerlukan kolaborasi multipihak. Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, kami sangat berharap adanya sinergi program dari pemerintah pusat yang mampu memperkuat upaya-upaya dalam menurunkan angka kemiskinan melalui pendekatan yang lebih tepat sasaran,” terangnya.

“Tipologi kemiskinan di Kabupaten Kuningan secara umum menunjukkan korelasi erat dengan tingkat pengangguran. Data menunjukkan bahwa 69,26 persen penduduk miskin berasal dari kelompok yang tidak atau belum bekerja, disusul oleh buruh harian lepas (11,96 persen), pedagang kecil (6,63 persen), pegawai swasta (5,87 persen), dan petani (5,17 persen),” sebutnya.

Kecamatan Cimahi, kata Bupati Dian, menjadi salah satu lokus penting pengentasan kemiskinan, dengan penduduk miskin yang didominasi oleh kelompok belum bekerja (62,26 persen), pedagang kecil (13,26 persen), petani (11,14 persen), dan pekerja lepas (9,01 persen).

Sementara itu, kunjungan Budiman Sujatmiko ke Kuningan, diawali ke SD Mekarjaya, pameran UMKM di Desa Cimahi, dan dialog dengan masyarakat sekitar, OPD Kepala Desa, dan melihat dari dekat rumah warga yang tidak layak huni.

Kunjungan ini ditandai pengukuhan kepengurusan Bakti Taskin se-Indonesia secara Virtual oleh Ketua BP Taskin RI, Budiman Sudjatmiko, di Teras Pendopo. Selaku Ketua Bakti Taskin Kabupaten Kuningan, Hj. Ela Helayati

Leave A Reply

Exit mobile version