KORANMANDALA.COM – Asep Solehudin atau Asep Devo hari-harinya dibayangi ancaman seusai dirinya mengkritisi adanya kegiataan penebagan pohon di hutan lindung di wisata alam di Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis.
Ia bahkan menjadi korban dugaan pengeroyokan oleh gerombolan oknum orang yang diduga pro terhadap Bupati Ciamis, Herdiyat Sunarya.
Asep yang merupakan pengurus DPW Lembaga Penyelamatan Lingkungan Hidup Indonesia-Kawasan Laut Hutan Industri (LPLHI-KLHI) itu, mengalami luka-luka akibat aksi pengeroyokan.
Dari pengakuannya, aksi main pukul gerombolan oknum orang yang pro diduga terhadap Bupati Ciamis bermula dari video kritikannya yang diunggah di YouTube seorang wartawan.
Menurut Asep, gerombolan orang yang diduga melakukan pemukulan dan penganiayaan tersebut didasari karena dirinya dinilai telah mempermalukan Bupati Ciamis dengan cara kritikannya.
“Di YouTube itu saya melakukan kritik penebangan pohon di wisata alam Situ Panjalu. Karena itu wilayah hutan lindung yang seharusnya dilindungi,” kata Asep yang juga aktivis lingkungan kepada Koran Mandala, Jumat, 2 Juni 2023.
Dikatakan Asep, akibat banyaknya komentar miring dan diduga membuat Bupati Ciamis tersudut, maka para gerombolan orang yang diduga pro terhadap Bupati Ciamis mencarinya.
Ia bahkan mendapatkan ancaman melalui video yang direkam oleh para pelaku sebelum aksi pengeroyokan membuat badan dan giginya goyang beberapa.
“Di video itu, saya diancam akan dicari karena telah mengkritisi dan memprotes itu,” kata dia.
Asep awalnya mengaku tak khawatir, karena menurutnya apa yang telah ia lakukan berada di jalur yang benar.
Namun rupanya ancaman dari beberapa terduga pelaku melalui video tersebut betul-betul dilancarkan.
Tepat pada 25 Mei 2023 siang, Asep mendapatkan telepon agar dirinya bertemu dengan Kepala Desa Panjalu, Yuyus Surya Abadi untuk membahas terkait kritikan dan protesnya yang sudah diunggah ke YouTube.
“Karena sebelumnya saya juga diancam oleh Pak Kuwu. Kalau misal sampai uang revitalisasi yang sedang lelang informasinya senilai Rp12 M enggak turun saya mau dipodaran (dibunuh),” kata dia.
Pertemuan itu diagendakan berada di sebuah rumah makan di kawasan Cihaurbeuti. Namun, lokasi pertemuan itu akhirnya dibatalkan secara sepihak oleh Yuyus pada pukul 18.00 WIB.
“Akhirnya pindah lokasi pertemuan. Lokasinya berada di pusat kota Ciamis. Saya datang bertiga,” ujar Asep.
Ia pun lantas mengiyakan ajakan pertemuan yang sudah pindah lokasi tersebut. Pada waktu bersamaan ia langsung berangkat ke rumah seorang kader partai.
Dianiaya, Bupati Minta Asep Hapus Video
“Sesampai di sana, saya menunggu hingga kurang lebbih 3 jam. Ternyata ada sekitar 7 mobil lebih dengan lebih dari 30 orang. Yang menganiaya saya kurang lebih 15 orangan,” kata dia.
Sejurus kemudian, bukannya membahas soal kritikan yang telah dibuat, Asep justru mendapat bogeman dari beberapa orang yang hadir.
“Saya dipukul, diintimidasi, dan diancam oleh beberapa orang di sana,” kata dia.
Setelah mendapatkan penganiayaan, ia dan dua orang rekannya kemudian dipaksa untuk ke Pendopo Ciamis untuk meminta maaf kepada Bupati.
“Sebelum bertemu bupati, saya dijambak oleh beberapa orang. Itu lokasinya persis di pendopo,” kata dia.
Usai dianiaya lagi, ia kemudian menemui Bupati Ciamis di belakang pendopo. Di sana, sudah ada sejumlah orang yang menunggu kedatangannya, termasuk Kepala Desa Panjalu, dan seorang anggota dari Polres Ciamis, pun demikian dengan bupati.
“Di situ Pak Kuwu langsung teriak ‘Tah ieu Asep pak, tos katewak’(Nah ini Asep pak, sudah tertangkap),” kata dia.
Menurut Asep, ia kemudian diminta langsung meminta maaf kepada bupati atas kritikan pedasnya. Bahkan, bupati meminta agar video kritikannya yang diunggah di YouTube untuk dihapus.
“Videonya disuruh dihapus. Yang nyuruh bupati. Bahkan di pendopo banyak yang meneriaki saya bunuh, bunuh. bunuh, kupingnya ambil,” ucapnya.
Atas kejadian tersebut, Asep melakukan visum et repertum ke RSU dr Sukarjo dan RSU Ciamis. Ia juga mengaku telah melaporkan peristiwa dugaan penganiayaan tersebut ke Polres Ciamis.
“Saya laporan kemarin hari Selasa, 30 Mei 2023. Dan kemarin, saksi sudah dipanggil,” kata dia.
Asep berharap kasus ini ditangani secara profesional oleh Polres Ciamis. Sebab, ia merasa tak tenang karena terus menerus mendapatkan ancaman dan intimidasi. (*)