KORANMANDALA.COM – Syiir Tanpo Waton adalah syair Islami yang menggunakan bahasa campuran antara bahasa Jawa dan Kawi (Jawa Kuno).
Syiir ini diciptakan oleh KH. Mohammad Nizam As-Shofa, yang pada tahun 2004 menjabat sebagai kepala Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.
Selama ini Syiir Tanpo Waton tersebar luas terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pada dasarnya tiap-tiap syi’ir ini memiliki makna yang dalam dan sangat menyejukkan hati, sekaligus mengingatkan kita akan realita kehidupan saat ini.
Berikut bacaan Syiir Tanpo Waton lengkap dengan terjemahan bahasa Indonesia.
اَسْـتـَغْـفِرُ الله رَبَّ الـْبَرَايَا اَسْتـَغْفِرُ الله مِنَ الـْخَطَايَا
(Kumohon ampun kepada Allah, Tuhan semua makhluk. Kumohon ampun kepada Allah dari segala dosa)
رَبِّ زِدْنـِيْ عِلـْمًا نـَافـِعَا وَوَافِقْ نِيْ عَمَلًا صَلِحَا
(Ya Tuhan, tambahkan padaku ilmu yang bermanfaat. Dan bimbinglah aku pada perbuatan shaleh)
يَارَسُوْلَ الله سَلَامٌ عَلَيْكَ يَارَفِيْعَ اْلشَّانِ وَاْلدَّرَجِ
(Duhai Rasulallah, salam tetap kepadamu. Duhai yang berbudi dan bermartabat luhur)
عَطْفَةً يَاجِيْرَةَ اْلعَلَمِ يَاأُهَيْلَ اْلجُوْدِ وَاْلكَرَمِ
(Rasa kasihmu duhai pemimpin alam. Duhai ahli dermawan dan pemurah hati)
Bait 1 :
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran kelawan muji maring Pengeran
(Kuawali dengan melantunkan syiir, dengan memuji kepada Tuhan)
Kang paring rohmat lan kenikmatan rina wengine tanpa pitungan
(Yang memberi rahmat dan kenikmatan siang dan malam tanpa perhitungan)
Bait 2 :
Duh bala kanca pria wanita aja mung ngaji syare’at blaka
(Duhai sahabat, pria dan wanita jangan hanya belajar syariat saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan maca, tembe mburine bakal sangsara
(Hanya pandai berdongeng (berbicara), menulis, dan membaca, pada akhirnya akan sengsara)
Bait 3 :
Akeh kang apal Qur’an Hadits-e, seneng ngafirke marang liyane
(Banyak yang hafal Al Quran dan Hadits, suka mengafirkan orang lain)
Kafire dhewe dak digatekke, yen isih kotor ati akale
(Kekafirannya sendiri tak dihiraukan, jikalau masih kotor hati dan akalnya)
Baca juga: Bertawakal Kepada Allah dengan Mengamalkan Doa Ini
Bait 4 :
Gampang kabujuk nafsu angkara ing pepahese gebyare dunya
(Mudah tertipu nafsu angkara terhadap gemerlapnya keindahan duniawi)
Iri lan meri sugihe tangga, mula atine peteng lan nistha
(Iri dan dengki terhadap kekayaan tetangga, oleh sebab itu hatinya gelap dan nista)
Bait 5 :
Ayo sedulur ja nglaleake wajibe ngaji sak pranatane
(Marilah saudara jangan melupakan kewajiban belajar beserta aturannya)
Nggo ngandelake iman tauhide, baguse sangu mulya matine
(Guna mempertebal iman dan tauhidnya, alangkah bagusnya bekal dan mulia kematiannya)
Bait 6 :
Kang aran sholeh bagus atine kerana mapan seri ngelmune
(Yang disebut shaleh itu baik hatinya sebab mapan keilmuannya)
Laku thoreqot lan ma’rifate, uga hakekot manjing rasane
(Menjalankan thariqat dan ma’rifat, juga haqiqat dirasa meresap)
Bait 7 :
Al Quran qodim wahyu minulya, tanpa tinulis isa diwaca
(Al Quran qadim wahyu yang mulia, tanpa ditulis dapat dibaca)
Iku wejangan guru waskita, den tancepake ing njero dhadha
(Itulah petuah guru budi pekerti, ditancapkan di dalam dada (hati))
Bait 8 :
Kumanthil ati lan pikiran mrasuk ing badan kabeh jeroan
(Terletak di hati dan pikiran, meresap ke jasmani dan rohani)
Mu’jizat Rasul dadi pedhoman, minangka dalan manjinge iman
(Mu’jizat Rasul menjadi pedoman, sebagai sarana masuknya keimanan)
Bab 9 :
Kelawan Allah Kang Maha Suci, kudu rangkulan rina lan wengi
(Terhadap Allah Yang Maha Suci, harus mendekatkan diri siang dan malam)
Ditirakati diriyadhohi, dzikir lan suluk ja nganti lali
(Menjalani tirakat dan riyadhah, dzikir dan suluk jangan sampai terlupakan)
Bait 10 :
Uripe ayem rumangsa aman dununge rasa tandha yen iman
(Hidupnya tentram serasa aman, pertanda jelas bahwa beriman)
Sabar narima najan pas-pasan, kabeh tinakdir saking Pengeran
(Sabar menerima meskipun berkecukupan, semua takdir dari Tuhan)
Bait 11 :
Kelawan kanca, dulur, lan tangga kang padha rukun aja daksiya
(Kepada teman, saudara, dan tetangga haruslah saling rukun jangan bertikai)
Iku sunnahe Rasul kang mulya, Nabi Muhammad panutan kita
(Itu sunnahnnya Rasul yang mulia, Nabi Muhammad suri tauladan kita)
Bait 12 :
Kang anglakoni sekabehane, Allah kang bakal ngangkat drajate
(Yang menjalankan semuanya, Allah yang akan mengangkat derajatnya)
Senajan asor tata dhzohire, ananging mulya maqom drajate
(Walaupun rendah tingkatan zhahirnya, namun mulia dan luhur derajatnya)
Bait 13 :
Lamun palastra ing pungkasane ora kesasar roh lan sukmane
(Tatkala meninggal pada akhirnya hayatnya, tidak tersesat roh dan sukmanya)
Den gadhang Allah swarga manggone, utuh mayite uga ulese
(Dinjanjikan oleh Allah surga tempatnya, utuh jasadnya dan kain kafannya).
Demikian, lirik Syiir Tanpo Waton yang dapat mengingatkan seseroang dengan realita kehidupan di dunia. (*)