KORANMANDALA.COM – Bilal Bin Rabah adalah salah seorang lelaki yang berkulit hitam, dengan badan yang berukuran kecil. Ia juga merupakan keturunan dari Afrika yang lahir di pinggiran kota Mekkah pada tahun 43 sebelum Hijriah.
Ia tumbuh sebagai seorang hamba sahaya milik keluarga Bani Abdul Dar yang berada di kota Mekkah. Kemudian Bilal diserahkan kepada seorang pembesar kaum Quraisy yang bernama Umayyah bin Khalaf pada saat ayahnya meninggal dunia.
Dilansir Koran Mandala dari buku Self Healing With Qur’an karya Ummu Kalsum IQT, bahwasanya beberapa tahun yang akan datang Bilal Bin Rabah akan berseteru dengan majikannya tentang keimanan yang dimenangkan oleh budaknya Bilal.
Saat itu kota Mekkah berkembang dengan sangat pesat hingga sampailah kabar tentang agama baru yang pada saat itu masih asing yaitu Agama Islam.
Agama Islam adalah salah satu agama yang mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan yang wajib disembah yaitu Allah SWT.
Setelah itu, agama Islam pun langsung jadi perbincangan penduduk kota Mekkah, hingga perbincangan tersebut terdengar oleh Bilal Bin Rabah. Tanpa ada kata nanti, Bilal Bin Rabah pun memeluk agama Islam karena ia ingin menemukan ketenangan dan kebenaran di dalamnya.
Kabar Bilal Bin Rabah memeluk agama Islam pun sampai kepada majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf, ia pun bergegas untuk segera menemui Bilal Bin Rabah untuk menyiksanya.
Semula ia dipukuli hingga babak belur, kemudian ia diseret secara paksa mengelilingi pasar kota, kemudian Bilal diikat pada tanah dengan posisi menghadap sinar matahari, saat itu tak sedikit makanan ataupun minuman diberikan oleh majikannya.
Hingga suatu hari saat matahari yang menyinarkan cahayanya dengan sangat terik, lagi dan lagi Bilal pun dipakaikan baju yang terbuat dari besi sehingga panasnya berkali-kali lipat dari sebelumnya, sungguh malang nasib Bilal Bin Rabah.
Tak ada sedikitpun kata yang terucap dari mulut Bilal Bin Rabah selain kata “Ahad …Ahad…Ahad…“, Hingga pada akhirnya Umayyah bin Khalaf pun putus asa, hingga akhirnya ia menaruh batu besar di atas dada Bilal Bin Rabah, hingga tulang iga Bilal pun patah bahkan ia sulit untuk bernapas.
Allah pun mendapatkan pertolongan kepada Bilal bin Rabah melalui Abu Bakar Ash-Shiddiq, hingga sampailah suatu hari dimana kabar tersebut sampai ke telinga Abu Bakar Ash-Shiddiq, tak menunggu waktu lama ia pun segera menemui mereka berdua.
Tidak menunggu waktu lama, sosok majikan yang keji tersebut menawarkan Bilal dengan harga yang sangat tinggi, ia meminta 10 dirham emas dan Abu Bakar Ash-Shiddiq pun langsung menyanggupinya.
Setelah itu, Bilal Bin Rabah pun telah merdeka dan menjadi seorang manusia yang utuh seutuh-utuhnya, sekaligus seorang muslim yang pertama kali memeluk agama Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَهِنُوْا وَ لَا تَحْزَنُوْا وَاَ نْتُمُ الْاَ عْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 139)
Sungguh besar kuasa Allah yang dulunya seorang budak dipandang rendah tanpa harga, bahkan disiksa tanpa rasa manusia, Allah diangkat derajatnya karena ada iman di dada.
Saat ini, jasad bila sudah tenang di alam barzakh. Namanya telah terpampang di pintu surga, sementara Umayyah Bin khalaf, laki-laki yang pernah menganiaya Bilal hidupnya berujung rugi dan sengsara.
Demikianlah ulasan mengenai kisah Bilal Bin Rabah saat memeluk agama Islam. Semoga bermanfaat. (*)