KORANMANDALA.COM – Sebagian orang mengucapkan kalimat Insya Allah sering disalahgunakan, secara harfiah kalimat Insya Allah mempunyai arti “jika Allah menghendaki”.
Seharusnya, kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan harapan, niat, bahkan janji yang berkaitan dengan masa depan.
Namun, pengucapan kalimat ini sering kali diucapkan pada janji yang berpotensial dilanggar.
Sehingga, sebagian orang mengucapkan kalimat ini hanya untuk membuat janji yang akan diingkari.
Baca juga: Adab Buang Hajat, Jangan Lakukan Hal Ini di Toilet! Baca Doa Masuk dan Keluar Kamar Mandi Supaya Dijaga dari Gangguan Setan dan Jin
Disebutkan dalam Al Quran dan Hadis, banyak arti yang terkandung dalam kalimat Insya Allah, di antaranya sebagai berikut:
1. Kalimat Insya Allah sebuah bentuk kesadaran Manusia
Kalimat Insya Allah dimaknakan juga bahwa kesadaran bahwa ada penentu dibalik kejadian, apa yang kita inginkan tidak semuanya menjadi kenyataan.
Semuanya memang tidak pasti, maka dari itu harus adanya diperjuangkan yang dapat diartikan sebagai ikhtiar.
2. Kalimat Insya Allah Sebagai Pengakuan Rendah Hati dan Berserah Diri Kepada Allah
Manusia memang memiliki rencana nya masing-masing, tapi tetap saja Allah yang mempunyai kuasanya.
Sehingga, hal yang direncanakan belum tentu dapat terwujud, artinya kalimat Insya Allah ini menggambarkan sikap rendah hati seorang hamba yang berserah diri kepada Allah SWT.
Di dalam Al Quran, Allah menyebutkan kalimat Insya Allah yang berkaitan dengan dilakukannya perjanjian hamba-hamba-Nya.
Baca juga: Rindu dengan Orang Tua atau Orang yang Disayangi? Ternyata Ada Doanya di Al Quran, Yuk, Amalkan
Allah SWT mewahyukan kepada Rasulullah SAW agar tidak mengucapkan “aku akan melakukan ini” tanpa menyertai kalimat Insya Allah, karena segala sesuatu hanya terwujud dengan kehendak-Nya.
Salah satunya tertulis pada surat Al Kahfi ayat 23 sampai 24.
وَلَا تَقُوۡلَنَّ لِشَاىۡءٍ اِنِّىۡ فَاعِلٌ ذٰ لِكَ غَدًا
Wa laa taquulanna lishai’in innii faa’ilun zaalika ghadaa
23. Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,”
اِلَّاۤ اَنۡ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۚ وَاذۡكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيۡتَ وَقُلۡ عَسٰٓى اَنۡ يَّهۡدِيَنِ رَبِّىۡ لِاَقۡرَبَ مِنۡ هٰذَا رَشَدًا
Illaaa any yashaaa’al laah; wazkur Rabbaka izaa nasiita wa qul ‘asaaa any yahdiyani Rabbii li aqraba min haazaa rashadaa
24. kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.”
Baca juga: Kuatkan Iman dan Hati dengan Doa Ini Agar Tidak Terjerumus dalam Lubang Kesesatan
Ayat tersebut menjelaskan bahwa apa yang akan kita lakukan besok, kita harus mengiringinya dengan kalimat Insya Allah atau dengan kehendak Allah.
Dengan begitu, kalimat Insya Allah seharusnya diartikan sebagai sebuah ungkapan harapan atau niat yang diserahkan kepada Allah SWT, bukannya sebuah janji atau komitmen yang diingkari .(*)