KORANMANDALA.COM – Perbuatan maksiat tidak hanya perbuatan yang berupa perbuatan seperti mencuri, curang, atau sebagainya.
Ada yang menyebutkan juga perbuatan maksiat adalah perbuatan yang menentang perintah dari Allah SWT. Hal tersebut sudah dipastikan bahwa maksiat adalah perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh manusia.
Dalam kitab yang ditulis oleh AlcHafidz Ibnu al Jauzi, Shaid al Khatir menjelaskan bahwa andai saja orang yang melakukan maksiat itu sadar bahwa perbuatan maksiat itu adalah kenikmatan yang sesaat baginya.
Lalu, dia merasakan akibat dari perbuatan maksiatnya, yakni kemurkaan Allah, dosa, serta siksa-Nya, pasti orang yang melakukan perbuatan maksiat akan tidak sanggup untuk melakukannya.
Dampak dari perbuatan maksiat sendiri, salah satunya dapat membuat hatinya tidak lagi merasakan kenikmatan ketaatan.
Contohnya saat melakukan sholat, hatinya tak akan khusyuk. Kenikmatan saat membaca Al Quran juga akan hilang, sebab, Al Quran itu bagaikan tidak lagi menarik baginya.
Oleh karena itu, agar umat muslim dapat dijauhkan dari perbuatan maksiat, maka harus banyak melakukan amalan baik.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Mulk ayat 2, yang berbunyi:
اۨلَّذِىۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَالۡحَيٰوةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفُوۡرُۙ
Allazii khalaqal mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalaa; wa huwal ‘aziizul ghafuur
Artinya: “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”
Maka dari itu mulailah dari sekarang kita jauhi perbuatan maksiat dan terus perbaiki amal baik kita. ,(*)