Koran Mandala -Di sebuah sudut Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, tampak deretan ibu rumah tangga sibuk mengolah adonan kue, menyulam kain, atau memberi makan ikan dalam kolam-kolam kecil. Suasana itu jauh berbeda dibanding beberapa tahun lalu, ketika sebagian besar dari mereka hidup dalam tekanan utang—terutama dari lembaga pinjaman informal yang akrab disebut Bank Emok.
Edeh, salah satu warga desa, masih mengingat masa-masa kelam itu. Ia dan beberapa tetangganya kerap dihantui cicilan yang mencekik. “Dulu kami sering stres karena utang Bank Emok. Gali lubang tutup lubang. Sekarang alhamdulillah sudah lepas. Kami bisa usaha sendiri, hasilnya nyata,” ujarnya sambil tersenyum.
Pemkab Purwakarta Siapkan Mobil Dinas Jemput Calon Jemaah Haji ke Rumah
Perubahan besar itu bermula dari kepedulian pemerintah Desa Sukajaya terhadap warganya, terutama para perempuan yang menjadi tulang punggung rumah tangga. Melalui inisiatif desa, dibentuklah kelompok-kelompok UMKM yang diberi modal, pelatihan, hingga bantuan pemasaran.
Kepala Desa Sukajaya, Nirwan Hermawan, menjelaskan bahwa langkah ini berangkat dari keprihatinan mendalam. “Kami lihat banyak ibu-ibu terlilit utang, hidupnya tidak tenang. Maka kami beri mereka solusi nyata—bukan sekadar bantuan sesaat, tapi jalan untuk mandiri,” ujarnya.
Kini, ada 11 kelompok UMKM aktif di desa tersebut. Usahanya beragam, mulai dari produksi makanan ringan, kerajinan tangan seperti wayang golek, hingga budidaya ikan. Pemerintah desa pun tak berhenti di situ. Produk-produk hasil karya warga kini bisa ditemukan di Kampung UMKM Rest Area 88 Tol Cipularang Jalur B—membuka pintu pasar yang lebih luas.
“UMKM ini bukan cuma soal ekonomi, tapi tentang harapan dan harga diri kami. Kami jadi percaya diri, mandiri, dan bisa bantu ekonomi keluarga,” tutur Edeh, yang kini menjadi panutan di lingkungannya.
Di tengah tantangan ekonomi yang tak menentu, kisah Desa Sukajaya menjadi contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari desa—asal ada niat, kepedulian, dan keberanian untuk bertindak.