Oleh:

Holil Aksan Umarzen

(Menukil Dr. Husin al-Banjari)

Kebangkitan Peradaban di Tengah Perubahan Zaman

Di tengah arus perubahan yang tak terelakkan, kita mungkin tidak menyadari bahwa transformasi besar telah dan sedang terjadi. Dalam konteks zaman akhir, “obah zaman” menggambarkan sebuah fase penting dalam sejarah umat manusia. Meskipun banyak yang merasa terpinggirkan, sebenarnya ada harapan besar yang bersemayam di Nusantara, yang kini dipersiapkan untuk memimpin peradaban baru dunia.

Bangsa yang selama ini dikenal dengan sifat santai, kerap terlambat dalam memulai sesuatu, dan terbiasa dengan kehidupan yang sederhana, kini tampaknya akan menerima anugerah luar biasa: estafet peradaban dunia. Ini adalah sebuah pernyataan yang menggugah, bahwa kebangkitan tidak lagi berasal dari pusat-pusat kekuatan tradisional seperti Eropa, Arab, atau Afrika, tetapi dari bumi yang selama ini terpinggirkan—Nusantara. Dalam konteks ini, ada kepercayaan bahwa Allah SWT sedang mempersiapkan bangsa ini untuk berbenah diri dan memimpin perubahan positif.

Misi yang diemban bangsa ini adalah monumental: mengubah kedzaliman menjadi keadilan, korupsi menjadi kejujuran, dan kemiskinan menjadi kemakmuran. Sikap rahmatan lil ‘alamin, yang menebarkan kasih sayang dan keadilan, menjadi landasan bagi perubahan ini. Tindakan nyata dalam mewujudkan misi ini akan membawa dampak yang luas, tidak hanya bagi bangsa kita, tetapi juga bagi dunia.

Bagi mereka yang mampu melihat jauh ke depan, apa yang disampaikan bukan sekadar angan-angan, tetapi sebuah realitas yang akan terwujud. Ini adalah panggilan untuk berfilsafat dan merenungkan skenario besar yang Allah siapkan. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan; setiap langkah dan peristiwa adalah bagian dari rencana-Nya yang cermat dan sistematis.

Dalam menghadapi tantangan global yang dihadapi oleh kekuatan-kekuatan besar, penting untuk diingat bahwa skenario manusia sudah berada dalam bidik radar takdir Allah. Kuasa-kuasa globalis, yang berusaha mengubah tatanan dunia, pada akhirnya akan terbelenggu oleh takdir-Nya. Kedigjayaan mereka, seperti yang terlihat dalam sejarah dengan figur-figur seperti Fir’aun dan Dajjal, akan dilucuti satu per satu.

Oleh karena itu, bagi kita yang terpilih untuk menjalani misi ini, tidak ada lagi tempat untuk kegelisahan atau keraguan. Saatnya untuk membaca, memahami, dan menjalankan apa yang ditakdirkan Allah untuk keberkahan bangsa ini dan dunia. Dengan keyakinan dan konsistensi, mari kita sambut perubahan zaman ini dengan penuh semangat dan dedikasi, menjadikan Nusantara sebagai cahaya harapan bagi peradaban baru yang adil dan makmur. Alhamdulillah, inilah saatnya bagi kita untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi besar ini.

Catatn dari Dr. Husin al-Banjari

Perubahan yang tidak terduga sedang terjadi. Meskipun mungkin belum terasa, “obah zaman” atau pergeseran kekuasaan di bumi sedang berlangsung (QS 3:140; 13:11).

Bangsa yang dikenal santai, terbiasa dengan kenyamanan, kini sedang dipersiapkan Allah untuk berbenah dan siap menjadi kekuatan baru untuk memimpin peradaban dunia (QS 28:5). Misi kita adalah mengubah kedzaliman menjadi keadilan, korupsi menjadi kejujuran, dan kemiskinan menjadi kemakmuran (QS 34:15). Mari kita sebar secara nyata rahmatan lil ‘alamin (QS 21:107).

Alhamdulillah, bagi yang mampu berfilsafat jauh ke depan (QS 59:18), ini adalah realitas yang akan membukti secara nyata (QS 21:105).

Semua terjadi atas skenario Allah yang cermat, tak ada yang kebetulan (QS 27:88). Kuasa-kuasa globalis bergerak dalam kerangka takdir-Nya (QS 3:54). Oleh karena itu, wahai segenap jiwa terpilih (QS 3:110), saatnya kita bergerak tanpa keraguan, menjalani takdir Allah demi keberkahan bangsa dan dunia. Amin.

 




Penulis
Leave A Reply

Exit mobile version