Koran Mandala – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi serius kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan seorang dokter residen anestesi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Dia menilai peristiwa ini bukan sekadar persoalan individu, tetapi juga berpotensi meruntuhkan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan tinggi dan rumah sakit.

Dedi, yang akrab disapa KDM, menekankan pentingnya ketegasan dari pihak universitas dalam menyikapi kasus tersebut. Menurutnya, saat ini kepercayaan masyarakat terhadap dunia medis dan pendidikan tengah berada di ujung tanduk.

Klasemen BRI Liga 1 Indonesia, Usai Persib Bandung Tahan Imbang Borneo

“Ini soal trust. Kalau tidak ada tindakan tegas, maka kepercayaan masyarakat bisa hilang. Jadi keputusan sanksi dari perguruan tinggi harus segera diambil,” ujarnya

Lebih lanjut, Dedi mengkritik sistem penerimaan mahasiswa kedokteran yang dinilainya mulai bergeser dari nilai akademis ke kemampuan finansial. Ia menyebut bahwa standar masuk fakultas kedokteran perlu dievaluasi menyeluruh.

“Hari ini yang bisa masuk fakultas kedokteran kebanyakan karena punya uang. Kecerdasan dan moral kadang tidak jadi pertimbangan utama, dan ini berbahaya,” ungkapnya.

Terkait pernyataan kuasa hukum pelaku yang menyebut telah terjadi kesepakatan damai antara korban dan pelaku, Dedi menolak pendekatan itu. Ia menegaskan bahwa kasus seperti ini harus diproses secara hukum, bukan diselesaikan dengan mediasi.

“Ini bukan soal damai atau tidak. Ini soal menegakkan hukum dan menjaga martabat institusi. Jangan sampai kasus ini hanya dianggap persoalan pribadi,” tegasnya.

Borneo FC vs Persib : Brace Tyronne Del Pino Gagal Bawa 3 Point, Skor Akhir 2-2

Di akhir pernyataannya, KDM menyerukan perlunya langkah-langkah konkret untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan dan dunia kedokteran. Ia berharap pihak berwenang tidak ragu mengambil tindakan.

1 2



Penulis
Leave A Reply

Exit mobile version