Koran Mandala – Fenomena generasi muda yang lebih menggandrungi budaya asing ketimbang budaya lokal mulai mendapat sorotan serius dari kalangan legislatif.

Anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKB, Muhamad Syahlevi Erwin Apandi, angkat bicara mengenai minimnya perhatian generasi muda terhadap budaya Sunda yang menjadi warisan leluhur masyarakat Jawa Barat.

Menurut Syahle budaya asing seperti Korea, Jepang, hingga Barat, kian mendominasi ruang ekspresi anak muda, baik di dunia maya maupun dalam keseharian mereka. Sementara itu, budaya Sunda justru kian meredup, terpinggirkan dari pusat perhatian.

Sadil Ramdhani Dikaitkan dengan Persib Bandung, Sujana: “Skill-nya Oke, Tapi Jangan Show Off!”

“Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua, terutama Dinas Pendidikan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung. Jangan sampai warisan budaya kita lenyap tergilas zaman,” Kata Syahlevi saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Rabu 23 April 2025.

Dia mendorong agar Dinas Pendidikan Kota Bandung segera merancang terobosan nyata, salah satunya dengan menghadirkan mata pelajaran khusus yang secara komprehensif membahas budaya Sunda, mulai dari sejarah, kesenian, hingga filosofi hidup orang Sunda.

Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mengemas budaya Sunda secara lebih modern dan menarik, tanpa menghilangkan esensi asli dari budaya itu sendiri.

“Kita butuh cara promosi yang sesuai zaman. Anak muda sekarang hidup di era digital. Budaya Sunda harus masuk ke ruang-ruang itu dengan kemasan yang kreatif, visual yang kuat, dan pendekatan yang kekinian,” tambahnya.

Dia menilai, jika tidak segera dilakukan langkah konkret, kekayaan budaya lokal yang seharusnya menjadi identitas bangsa akan terus tergerus oleh gelombang globalisasi.

“Jangan sampai nanti generasi kita tidak tahu siapa dirinya karena terlalu sibuk meniru budaya orang lain,” ujarnya.

Dalam pandangan politisi muda PKB ini, kolaborasi antarlembaga menjadi kunci. Tidak hanya tanggung jawab dinas terkait, tetapi juga keterlibatan masyarakat, komunitas budaya, hingga pelaku industri kreatif dibutuhkan untuk membangkitkan kembali kecintaan pada budaya lokal.***

Leave A Reply

Exit mobile version