Koran Mandala – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut trotoar sebagai ruang publik paling demokratis yang harus dijaga bersama. Hal itu ia sampaikan saat meresmikan Mural di sepanjang Jalan Lodayai, Kota Bandung, Selasa 29 April 2025.
“Trotoar adalah ruang publik paling demokratis. Di sinilah warga kota bisa saling berbagi ruang—baik pejalan kaki, pedagang kaki lima, maupun pengendara yang sekadar singgah,” ujar Farhan.
Ia menegaskan pentingnya menjaga trotoar sebagai milik bersama yang bisa diakses oleh siapa saja. “Untuk itu, trotoar harus dijaga dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Balai Kota Jadi Panggung Perempuan: Farhan Sebut Bandung Punya Kartini Sendiri!
Farhan juga menggarisbawahi bahwa revitalisasi trotoar di kawasan tersebut bukan perkara mudah karena banyak pohon besar yang tidak boleh ditebang. “Tantangannya berat. Kita ingin trotoarnya bagus, tapi pohon-pohon besar tidak boleh dipangkas. Itu jadi komitmen kita menjaga keseimbangan lingkungan,” tegasnya.
Terkait keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL), Farhan menyatakan dirinya tidak anti terhadap PKL. Namun ia menekankan bahwa PKL tidak boleh mendirikan bangunan semi permanen atau permanen di atas trotoar. Mereka juga diminta tidak menghalangi akses pejalan kaki.
“PKL boleh berdagang, tapi tidak boleh melanggar hak pejalan kaki. Kita semua sedang mencari nafkah. Tidak boleh hak satu orang menghalangi hak orang lain,” jelasnya.
Farhan mengajak seluruh pihak untuk menjaga semangat berbagi dalam menggunakan ruang publik. “Maka kita harus mau berbagi satu sama lain,” pungkasnya.